Jumat, 01 Juli 2011

Kebudayaan Mentawai Tidak Mengenal Logam

Mentawai merupakan kepulauan yang terdiri dari beberapa puluh pulau. Pulau yang paling besar ada 3, yakni Pulau Siberut, Pulau Pagai dan Pulau Sipora. Di antara ketiga pulau ini pulau yang paling besar adalah Pulau Siberut dengan luas 4.480 km2. Sejak era otonomi daerah pulau-pulau Mentawai tidak lagi termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Padang Pariaman, melainkan menjadi kabupaten tersendiri yaitu Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan ibukota berkedudukan di Pulau Pagai dan termasuk wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Jarak Kepulauan Mentawai dari kota Padang +- 135 km melintasi Samudra Hindia nan luas dengan ombak yang tinggi dan sering ganas. Oleh karena itu transportasi menuju ke kepulauan ini sangat tergantung kepada cuaca, apabila sedang musim badai maka jarang ada kapal yang berani melintasinya. Keadaan ini sudah berlangsung selama berpuluh bahkan beratus tahun yang lalu sehingga membuat kepulauan Mentawai menjadi seperti "terisolir." Akan tetapi kondisi ini sesungguhnya sangat menguntungkan di mana kepulauan Mentawai dengan segala isinya tumbuh dengan unik, terutama flora dan fauna yang hanya ada di Kepulauan Mentawai.

Kondisi ini secara tidak langsung juga membuat masyarakat yang tinggal di dalamnya dan budaya yang dimilikinya mempunyai ciri khas tersendiri, mengikuti keadaan alamnya. Merupakan hal yang wajar apabila daerah Mentawai menjadi salah satu kawasan yang dilindungi di Indonesia sebagai 'cagar bioster.' Kawasan Taman Nasional Siberut ditetapkan berdasarkan SK Menteri Kehutanan no 407/Kpts-II/93 yang berlaku surut sejak tahun 1992.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar