Senin, 04 Juli 2011

Pekan Budaya Sulteng di Ampana dan Wakai

 Pekan Budaya dan Pariwisata Sulawesi Tengah X akan diselenggarakan dari tanggal 17-21 Juli 2011 di Ampana dan Wakai, Kabupaten Tojo Unauna. Kegiatan yang dilakukan antara lain pawai bertema kehidupan di bawah air, pameran seni lukis bertema kehidupan di bawah air, seni kriya bertema kehidupan di bawah air, seni pertunjukan tradisi dan partunjukan masyarakat adat.

Selain itu ada pula partunjukan sastra daerah bertema kehidupan di bawah air, pagelaran tari kreasi bertema kehidupan di bawah air, workshop seni pertunjukan, serta kunjungan wisata ke Wakai untuk menyaksikan pembukaan Festival Togean.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Tengah, Suaib Djafar menjelaskan, acara ini merupakan program tahunan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan secara bergilir di setiap kabupaten dan kota di Sulawesi Tengah. Pekan Budaya telah dilaksanakan berturut-turut pada tahun 2002, 2003, 2005 dan 2010 di Kota Palu, 2004 di Kabupaten Luwuk Banggai, 2006 di Kabupaten Donggala, 2007 di Kabupaten Parigi Moutong, 2008 di Kabupaten Tolitoli, 2009 di Kabupaten Buol dan di tahun 2011 dilaksanakan di Kabupaten Tojo Unauna.

Taman Nasional Tanjung Puting

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki beberapa tipe ekosistem yang terdiri dari hutan hujan tropika dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan mangrove, hutan pantai, dan hutan sekunder.
Kawasan ini didominir oleh tumbuhan hutan dataran rendah seperti jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), meranti (Shorea sp.), keruing (Dipterocarpus sp.), dan rotan.
Jenis satwa langka endemik dan dilindungi yang terdapat di hutan Taman Nasional Tanjung Puting antara lain orangutan (Pongo pygmaeus), bekantan (Nasalis larvatus), lutung merah (Presbytis rubicunda rubida), beruang (Helarctos malayanus euryspilus), kancil (Tragulus javanicus klossi), macan dahan (Neofelis nebulosa), dan kucing hutan (Prionailurus bengalensis borneoensis).

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan lokasi pertama di Indonesia sebagai pusat rehabilitasi orangutan. Terdapat tiga buah lokasi untuk rehabilitasi orangutan yaitu di Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, dan Camp Leakey.

Orangutan Kalimantan mempunyai bulu kemerah-merahan gelap dan tidak memiliki ekor. Sejalan dengan pertumbuhan usianya, jantan dewasa mengembangkan pipinya hingga membentuk bantalan. Semakin tua, bantalan pipinya semakin besar sehingga wajahnya terkesan seram.
Taman Nasional Tanjung Puting ditetapkan UNESCO sebagai Cagar Biosfir pada tahun 1977 dan merupakan Sister Park dengan negara Malaysia.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi:
  • Tanjung Harapan. Merupakan stasiun pertama dalam proses rehabilitasi orangutan. Lokasi ini berada di hutan sekunder dan hutan rawa yang dilengkapi dengan wisma tamu, pusat informasi dan jalan trail.
  • Pondok Tanggui. Orangutan tersebut tetap diamati secara tertutup dan dihindari kontak dengan manusia.
  • Camp Leakey. Didirikan pada tahun 1971, berada di hutan primer dan merupakan tempat dari beberapa orangutan yang setengah liar sampai liar dan dari yang baru dilahirkan sampai usia tiga tahun (raja tua).
  • Natai Lengkuas. Stasiun penelitian bekantan dan pengamatan satwa lainnya melalui sungai.
  • Sungai Buluh dan Danau Burung. Pengamatan satwa burung terutama burung migran.
Atraksi budaya di luar taman nasional:
Atraksi budaya di luar taman nasional yaitu Kompetisi Tradisional Rowing pada bulan Mei di Pangkalan Bun
Musim kunjungan terbaik: bulan Juni s/d September setiap tahunnya.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan perwakilan dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang terdiri dari tipe vegetasi hutan mangrove, hutan pantai, hutan pamah tropika sampai pegunungan di Sumatera.
Jenis tumbuhan di taman nasional tersebut antara lain pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), cempaka (Michelia champaka), meranti (Shorea sp.), mersawa (Anisoptera curtisii), ramin (Gonystylus bancanus), keruing (Dipterocarpus sp.), damar (Agathis sp.), rotan (Calamus sp.), dan bunga raflesia (Rafflesia arnoldi).

Tumbuhan yang menjadi ciri khas taman nasional ini adalah bunga bangkai jangkung (Amorphophallus decus-silvae), bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan anggrek raksasa/tebu (Grammatophylum speciosum). Tinggi bunga bangkai jangkung dapat mencapai lebih dari 2 meter.

Taman Nasional Bukit Barisan Selatan merupakan habitat beruang madu (Helarctos malayanus malayanus), badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis), harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), tapir (Tapirus indicus), ungko (Hylobates agilis), siamang (H. syndactylus syndactylus), simpai (Presbytis melalophos fuscamurina), kancil (Tragulus javanicus kanchil), dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata).
 
Danau Menjukut di taman nasional ini berbatasan langsung dengan laut lepas Samudera Hindia, yang menyerupai kolam renang yang sangat luas dan berada tidak jauh dari garis pantai.


Taman Nasional Wasur

Cara pencapaian lokasi: Dari Jayapura ke Merauke (Plane) dengan waktu 1,5 jam, kemudian dari Merauke ke lokasi menggunakan kendaraan roda empat dalam waktu satu sampai dua jam melalui jalan trans Irian (Jayapura-Merauke). Keistimewaan dari rumah rayap ini adah rancangan ventilasinya yang berupa lorong-lorong yang membantu melindungi dari air hujan, dan membantu melepas panas ke udara ketika musim panas tiba. Karena berbagai keistimawaan yang dipunyainya, maka tidak heran musamus dijadikan lambang daerah Kabupaten Merauke.
Musamus ini hanya dapat ditemukan di beberapa tempat di dunia, dan untuk di Indonesia mungkin hanya ada di Merauke saja. Kita dapat menemukan Musamus di Taman Nasional Wasur dan di beberapa wilayah di Kabupaten Merauke. 

http://tempatwisatadidaerahpapua-evhamarisda.blogspot.com/2011/03/wisata-alam-taman-nasional-wasur-papua.html



Kenali Objek Wisata Bawah Laut Bunaken

Pernahkah Anda  membayangkan menjadi putri duyung? Berenang bersama penghuni laut, bergerak mengikuti irama ombak? Di Taman Laut Bunaken  Anda akan menemukan “putri duyung” yang sebenarnya sekaligus melihat kekayaan laut Indonesia.  

Bunaken berada di Teluk Manado dengan luas 8,08 km², terletak di utara pulau Sulawesi, Indonesia. Bunaken merupakan bagian dari pemerintahan kota Manado, ibu kota Sulawesi Utara. Taman laut di sekitar Bunaken adalah bagian dari Taman Nasional yang juga termasuk laut sekitar pulau Manado Tua yaitu Siladen dan Mantehage.

Di dalam Taman Laut Bunaken, pengunjung dapat melihat berbagai kehidupan laut yang menakjubkan penuh warna-warni. Untuk mencapai taman laut ini, Anda dapat menggunakan perahu motor. Perjalanan dari Manado memakan waktu sekitar 40 menit. Biaya masuk adalah Rp 25.000,00/orang.

Perairan Laut Bunaken memungkinkan orang dapat dengan jelas melihat berbagai biota laut. Ada 13 jenis terumbu karang di taman laut ini yang didominasi oleh bebatuan laut. Pemandangan yang paling menarik adalah terumbu karang terjal vertikal yang menjulang ke bawah sedalam 25-50 meter.
 

Tari Jepin Bisa Diklaim

Budayawan Suku Tidung Datuk Norbek menyatakan tari Jepin boleh diklaim oleh pihak manapun, karena kesenian ini tidak murni milik Tarakan. Ia menuturkan, Jepin berasal dari kata Zapin yang merupakan budaya Arab yang kemudian secara turun temurun beradaptasi dengan seni budaya lokal Tarakan.

“Kesenian ini berasal dari daratan Arab, dan kemungkinan tari Jepin sudah tersebar di wilayah Asia Tenggara yang identik dengan Islam seperti Malaysia dan Filipina,” kata Norbek.

Meski begitu, lanjut dia, dengan adanya perbedaan sebutan antara Zapin dan Jepin, tari Jepin yang ada sekarang telah mengalami pengembangan dengan ciri khas yang tidak mirip lagi dengan aslinya. Sejatinya tari-tari yang digarap dari kesenian Jepin bisa diklaim menjadi milik budaya lokal Tarakan. Seperti gerakan-gerakan khusus yang merupakan pengembangan dari kesenian Jepin. “Ini bisa dipatenkan, tapi kalau Jepin tidak bisa diklaim milik kita,” ujarnya.

Selain itu, melihat banyaknya budaya yang gampang diklaim oleh pihak lain menurutnya suatu hal yang sangat disayangkan. Menurutnya, hal tersebut tidak terjadi jika semua pihak bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya lokal. Yang utama, dikatakan Norbek, inventarisasi semua budaya lokal yang ada dan selanjutnya melestarikan dan mengembangkannya.

“Semua karya punya hak cipta. Kami berharap perhatian dan dukungan semua pihak untuk bersama-sama melestarikan budaya lokal kita. Karena budaya lokal adalah akar budaya nasional sekaligus menjadi identitas bangsa,” harapnya.

Budaya Banyumas pada Anak Muda

Di tengah zaman modern seperti sekarang ini, budaya asli Indonesia kini kian terlupakan oleh para generasi muda. Padahal lewat peran merekalah budaya Indonesia yang memilki banyak aspek adiluhung akan terus dilestarikan. Melihat fenomena anak muda Banyumas tersebut, sejumlah anak muda membentuk komunitas Satriakops Purwokerto.

Satriakops ini merupakan komunitas yang para anggotanya berasal dari jejaring sosial Koprol wilayah Banyumas dan sekitarnya. Kami pilih nama Satriakops mengambil slogan Kabupaten Banyumas, yakni Satria dan logonya pun kami pakai gambar tokoh wayang Bawor yang identik dengan karakter masyarakat Banyumas yang cablaka (apa adanya). Karena itulah, kita punya misi mendekatkan budaya Banyumas pada para anak muda,” kata Yusuf (21), Koordinator Satriakops Purwokerto, Senin (27/6) seusai launching Kaos Komunitas Koprol di Alun-alun Purwokerto.

Sebelum launching, imbuh Yusuf, Satriakops sudah mempunyai ratusan anggota mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa dan para karyawan. “Kita selama ini hanya komunikasi lewat dunia maya. Begitu beberapa bisa kumpul kita launching yang ditandai pembagian kaos Satriakops, meski tidak semua anggota bisa hadir,” tuturnya.        

Karnaval Budaya 1500 Siswa Taman Kanak-Kanak di Tidore

Karnaval adat Tidore yang digelar Ikatan Guru Taman Kanak-kanak (TK) Indonesia (IGTKI) Kota Tidore Kepulauan, kamis (19/5) sore lalu, mendapat perhatian serius dari ribuan orang.Karnaval tersebut melibatkan sekitar 1500 orang siswa TK se Kota Tidore Kepulauan dengan mengenakan berbagai ragam pakaian adat Tidore dan pakaian nasional, mereka berjalan kaki sejauh sekitar 1 km dari depan SMP N 1 Tidore menuju tempat finis Kantor Walikota Tidore.

Sepanjang jalan yang dilalui, mereka mendapat sambutan meriah dari ribuan orang yang memadati tepi jalan. Saking banyaknya warga yang ingin melihat dari dekat gaya dari anak usia dini tersebut hingga membuat arus lalulintas sepanjang jalan taman siswa, jalan Pattimura, Jalan Nuku II dan sebagian jalan Sultan mansur macet total.

Para para pengendara kendaraan roda dua, empat maupun angkutan umum dan bentor beserta penumpangnya turun dari angkot dan bentor menyaksikan dari dekat aksi siswa TK yang mengenakan.mulai dari pakaian upacara adat, perkawinan, pakaian adat untuk prosesi jako seruko, pakaian dan peralatan yang digunakan petani, nelayan, tukang batu, tukang kayu, hingga pakain nasional lainnya diperagakan secara apik.
Saat tiba di Kantor Walikta, para peserta karnaval diterima oleh Walikota H. Achmad Mahifa. Menariknya anak-anak usia dini ini ketika melewati panggung utama, mereka memberikan penghormatan secara adat suba kepada Walikota H. Achmad Mahifa dan undangan lainnya.