Senin, 27 Juni 2011

Kekerabatan Budaya Di Perbatasan Indonesia dan Malaysia

Hubungan keluarga itu diikat dalam berbagai bentuk, di antaranya perkawinan antara warga yang berbeda status kewarganegaraan dan hubungan lapangan pekerjaan. Hubungan antara warga perbatasan Entikong dengan warga perbatasan Malaysia sangat baik, karena tidak saja terkait persoalan ekonomi, dalam hal mencari lapangan pekerjaan ke negri jiran, tetapi juga karena pertalian persaudaraan yang masih ada. Adat dan istiadat sama, demikian juga dengan bahasa. “Bahkan tak sedikit diikat dengan pertalian perkawinan”.

Keluar masuknya orang dan barang melalui “jalan tikus” atau setapak di kawasan perbatasan, bukan hal yang baru. Maksudnya, masalah itu tidak perlu dipersoalkan oleh pemerintah. Tetapi tinggal bagaimana pemerintah membina warga di kawasan perbatasan agar tidak luntur rasa nasionalismenya. Walaupun semua warga tahu, jika berbicara soal rasa nasionalisme maka tidak perlu diragukan bagaimana tingginya rasa nasionalisme warga perbatasan, misalnya saat pengalaman menumpas gerakan PGRS/Paraku di perbatasan.

Tetapi rasa nasionalisme itu bisa saja luntur, jika mereka secara terus menerus dan bertahun-tahun, tidak mendapat perhatian pemerintah RIi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar